logo

PEKON Nusa Wungu

JALAN PROTOKOL RT 02 RW 01 PEKON NUSAWUNGU 35674
Telp. 085307220022 Email : [email protected]

KADER KPM PEKON NUSAWUNGU MENGIKUTI RAPAT KOORDINASI TPPS (TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING) KABUPATEN PRINGSEWU

347
06 Des 2024
Admin Desa Nusa Wungu
logo

Nusawungu, Kamis 05 Desember 2024

 

Kader KPM Pekon Nusawungu mengikuti Rapat Koordinasi TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kabupaten Pringsewu yang di adakan di Paris Pringsewu. Kecamatan Banyumas mengirim 7 Pekon yang mewakili salah satunya adalah Pekon Nusawungu.

 

Tim percepatan penurunan stunting adalah kelompok kerja atau tim yang dibentuk untuk mempercepat pencapaian target penurunan angka stunting di suatu wilayah atau negara. Stunting, yang merujuk pada kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama di negara berkembang.

 

Tim percepatan ini biasanya terdiri dari berbagai pihak terkait, seperti pemerintah, dinas kesehatan, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, serta sektor lain yang berhubungan dengan pemenuhan gizi, sanitasi, dan kesehatan ibu-anak. Tujuan utama tim ini adalah untuk merumuskan kebijakan dan program yang lebih efektif dalam menanggulangi stunting, memperbaiki pola makan, meningkatkan akses layanan kesehatan, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting.

 

Beberapa langkah yang dilakukan oleh tim percepatan ini meliputi:

1. Perbaikan gizi ibu hamil dan anak usia dini: Menyediakan suplemen gizi, pendidikan gizi, dan pemeriksaan kesehatan rutin.

2. Peningkatan akses sanitasi dan air bersih: Mengurangi infeksi dan penyakit yang dapat memperburuk kondisi gizi.

3. Penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat: Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pola makan sehat dan pemeliharaan kesehatan anak.

 

Tim percepatan ini juga berfungsi untuk memonitor dan mengevaluasi progres, serta mengatasi tantangan yang muncul di lapangan untuk memastikan penurunan angka stunting yang signifikan.

 

Peran Tim Percepatan Penurunan Stunting Desa (TPPS Desa) sangat krusial dalam upaya percepatan penurunan stunting di tingkat desa, karena mereka dapat secara langsung mengatasi masalah stunting dengan pendekatan yang lebih lokal dan berbasis komunitas. Berikut adalah beberapa peran utama yang dapat dimainkan oleh TPPS Desa dalam percepatan penurunan stunting:

 

1. Koordinasi dan Kolaborasi Antarlembaga

TPPS Desa berfungsi sebagai penghubung antara berbagai pihak yang terlibat dalam upaya penurunan stunting, seperti pemerintah desa, dinas kesehatan, kader posyandu, puskesmas, dan masyarakat. Tim ini memastikan semua stakeholder bekerja sama secara terkoordinasi dan sinergis untuk mencapai tujuan bersama.

 

2. Identifikasi dan Pemetaan Kasus Stunting

Salah satu peran penting TPPS Desa adalah melakukan identifikasi dan pemetaan kasus stunting di desa. Dengan data yang akurat mengenai jumlah anak stunting, kelompok usia yang paling rentan, dan faktor penyebabnya, tim dapat merancang intervensi yang lebih tepat sasaran.

 

3. Penyuluhan dan Edukasi kepada Masyarakat

Tim ini bertanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat, sanitasi yang baik, serta perawatan ibu hamil dan anak. Penyuluhan dapat dilakukan melalui pertemuan warga, sosialisasi di posyandu, atau berbagai media komunikasi desa.

 

4. Pelaksanaan Program Gizi dan Kesehatan

TPPS Desa dapat mengimplementasikan berbagai program gizi, seperti pembagian makanan bergizi, pemberian suplemen untuk ibu hamil dan anak, serta penguatan program imunisasi. Mereka juga membantu meningkatkan cakupan pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil dan balita secara rutin.

 

5. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

Tim ini melakukan pemantauan terhadap implementasi program yang telah dilaksanakan, serta mengevaluasi dampaknya terhadap penurunan stunting. Dengan data yang terkumpul, TPPS Desa dapat mengevaluasi efektivitas program dan melakukan penyesuaian kebijakan atau strategi apabila diperlukan.

 

6. Mengatasi Masalah Akses Layanan Kesehatan dan Gizi

Salah satu tantangan utama di tingkat desa adalah akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan dan gizi. TPPS Desa berperan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, serta meningkatkan kualitas layanan gizi dan kesehatan yang tersedia, seperti dengan memperkuat peran posyandu, memberikan pelatihan kepada kader kesehatan desa, dan memastikan adanya pasokan suplemen gizi yang cukup.

 

7. Mendorong Peran Kader Posyandu dan Tenaga Kesehatan

Tim ini juga berfungsi untuk memperkuat kapasitas kader posyandu dan tenaga kesehatan lokal dalam menangani masalah stunting. TPPS Desa dapat memberikan pelatihan tambahan tentang cara mendeteksi masalah gizi dan memberikan penanganan yang lebih baik.

 

8. Menggalang Dukungan dari Pihak Lain

TPPS Desa juga berperan untuk menggalang dukungan dari sektor swasta, LSM, serta masyarakat desa itu sendiri. Dukungan ini bisa berupa bantuan dana, distribusi makanan bergizi, atau inisiatif lain yang dapat membantu menurunkan angka stunting.

 

9. Peningkatan Akses Terhadap Sanitasi dan Air Bersih

Kondisi sanitasi yang buruk dapat memperburuk stunting, oleh karena itu TPPS Desa juga harus berperan dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai.

 

10. Pemberdayaan Masyarakat

Selain penanganan teknis, TPPS Desa juga perlu memberdayakan masyarakat desa agar lebih aktif dalam pencegahan stunting. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan keterampilan terkait dengan gizi, pola makan sehat, dan kesehatan keluarga yang lebih berkelanjutan.

 

 

Peran TPPS Desa dalam percepatan penurunan stunting sangat penting karena mereka dapat langsung bekerja dengan masyarakat desa, mengenali permasalahan secara lokal, serta merancang dan melaksanakan program yang lebih terarah. Dengan koordinasi yang baik dan pendekatan berbasis komunitas, TPPS Desa dapat membantu menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di desa.

 

Tim Pendamping Keluarga (TPK) adalah salah satu elemen penting dalam upaya percepatan penurunan stunting, terutama di tingkat desa. TPK bekerja langsung dengan keluarga untuk memberikan pendampingan, edukasi, dan dukungan agar keluarga dapat mengimplementasikan perilaku yang mendukung kesehatan dan gizi optimal. Berikut adalah mekanisme kerja TPK dalam mendampingi keluarga:

 

1. Pembentukan TPK

TPK biasanya dibentuk di tingkat desa, dan terdiri dari berbagai pihak yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan, gizi, dan sosial. Anggota TPK umumnya melibatkan:

   - Kader Posyandu

   - Petugas kesehatan (puskesmas, bidan desa, dll.)

   - Tenaga pendamping keluarga yang telah mendapatkan pelatihan khusus

   - Relawan atau tokoh masyarakat yang dipercaya.

 

2. Pemetaan dan Identifikasi Keluarga Sasaran

Mekanisme pertama yang dilakukan TPK adalah pemetaan keluarga yang membutuhkan pendampingan. Keluarga sasaran adalah mereka yang memiliki anak di bawah 2 tahun (baduta), ibu hamil, dan keluarga dengan masalah gizi lainnya. Pemetaan ini biasanya dilakukan melalui data dari posyandu, puskesmas, atau hasil survei yang sudah ada di desa.

 

3. Pendampingan Individu atau Keluarga

Setelah pemetaan, TPK melakukan pendampingan langsung kepada keluarga yang teridentifikasi. Pendampingan ini dilakukan dalam beberapa langkah, antara lain:

   - Penyuluhan Gizi dan Kesehatan: Memberikan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil, menyusui, dan anak balita.

   - Pemeriksaan Kesehatan: Melakukan kunjungan rumah untuk memeriksa status kesehatan anak, ibu hamil, dan anggota keluarga lainnya. Pemeriksaan ini bisa mencakup pengukuran berat badan, tinggi badan, pemantauan perkembangan anak, serta pemeriksaan status gizi.

   - Pemberian Suplemen dan Imunisasi: Mendorong keluarga untuk memberikan suplemen gizi (seperti tablet Fe untuk ibu hamil) dan memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi yang sesuai dengan jadwal.

 

4. Peningkatan Keterampilan Keluarga dalam Mengelola Gizi

TPK memberikan pelatihan atau bimbingan langsung mengenai cara mengelola gizi keluarga dengan bahan makanan yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini termasuk:

   - Penyuluhan tentang bahan makanan lokal yang bergizi.

   - Pembuatan menu makanan sehat dengan bahan yang terjangkau.

   - Teknik pengolahan makanan yang mempertahankan kandungan gizi.

  

Pendampingan ini bertujuan agar keluarga dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizi setiap anggota keluarga, terutama ibu dan anak.

 

5. Peningkatan Akses Layanan Kesehatan

TPK juga memiliki peran dalam mendampingi keluarga agar dapat mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah. Misalnya, dengan mengingatkan untuk memanfaatkan layanan posyandu, pemeriksaan ibu hamil, atau membawa anak ke puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan secara rutin.

 

6. Pemantauan dan Evaluasi Berkala

Pendampingan TPK dilakukan secara berkelanjutan dengan melakukan pemantauan berkala terhadap keluarga sasaran. TPK akan mengevaluasi perubahan dalam status gizi anak, perkembangan ibu hamil, serta dampak dari intervensi yang telah dilakukan. Pemantauan ini penting untuk mengetahui apakah keluarga tersebut telah berhasil mengimplementasikan pola hidup sehat dan gizi yang baik.

 

7. Koordinasi dengan Stakeholder Lain

TPK bekerja berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti puskesmas, dinas kesehatan, dan lembaga terkait lainnya, untuk memastikan kebutuhan keluarga akan layanan kesehatan dan gizi dapat terpenuhi. Koordinasi ini juga penting untuk memastikan agar tidak ada keluarga yang tertinggal dari program-program yang sudah disediakan pemerintah.

 

8. Membangun Kemandirian dan Kesadaran Keluarga

Salah satu tujuan utama dari pendampingan TPK adalah untuk membangun kesadaran dan kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan. Dengan adanya pemahaman yang baik mengenai pola hidup sehat, diharapkan keluarga dapat melanjutkan perilaku sehat yang sudah dipelajari meskipun pendampingan TPK selesai.

 

9. Pemberdayaan Masyarakat

TPK juga berperan dalam memberdayakan masyarakat untuk dapat mendukung satu sama lain dalam mengatasi stunting. Misalnya, melalui pembentukan kelompok belajar, atau kelompok ibu yang berbagi informasi dan pengalaman mengenai pemenuhan gizi keluarga.

 

Mekanisme kerja Tim Pendamping Keluarga (TPK) berfokus pada pendampingan langsung terhadap keluarga, dengan memberikan edukasi, memantau perkembangan kesehatan dan gizi, serta membangun kapasitas keluarga dalam mengelola kesehatan dan gizi secara mandiri. Dengan pendekatan yang berbasis keluarga ini, diharapkan upaya penurunan stunting dapat lebih efektif dan berkelanjutan.

 

 

Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk melibatkan masyarakat, terutama orang tua, dalam upaya pencegahan stunting melalui pendampingan langsung terhadap anak-anak di keluarga yang membutuhkan. Program ini mengedepankan peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung perbaikan gizi dan kesehatan anak-anak, khususnya yang berisiko mengalami stunting. Berikut adalah panduan pelaksanaan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING):

 

1. Tujuan Gerakan GENTING

Gerakan ini bertujuan untuk:

   - Meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama orang tua, tentang pentingnya pencegahan stunting.

   - Memberikan dukungan langsung kepada keluarga yang memiliki anak-anak berisiko stunting.

   - Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam memperbaiki status gizi anak-anak melalui pola makan sehat, pemberian ASI eksklusif, dan imunisasi.

   - Meningkatkan akses keluarga terhadap layanan kesehatan dan gizi yang berkualitas.

 

2. Sasaran Program

Gerakan GENTING menyasar kelompok sasaran berikut:

   - Anak-anak usia 0-23 bulan yang berisiko stunting.

   - Ibu hamil dan ibu menyusui yang memerlukan dukungan gizi untuk mencegah stunting pada anak.

   - Keluarga-keluarga miskin dan rentan yang memiliki anak balita yang membutuhkan pendampingan dan dukungan dalam memenuhi kebutuhan gizi.

3. Struktur Organisasi

Gerakan GENTING melibatkan berbagai elemen dalam masyarakat untuk memastikan keberhasilan implementasinya, antara lain:

   - Koordinator Daerah: Pihak yang memimpin pelaksanaan di tingkat daerah (misalnya pemerintah desa atau kecamatan).

   - Relawan Orang Tua Asuh: Individu yang berperan langsung mendampingi keluarga, memberikan edukasi, serta membantu pemenuhan kebutuhan gizi keluarga.

   - Tim Pendamping Keluarga (TPK): Tim yang berfungsi mendukung dan memantau pelaksanaan program, termasuk kader kesehatan dan posyandu.

   - Puskesmas dan Dinas Kesehatan: Fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan medis dan gizi bagi keluarga yang terlibat dalam program.

4. Langkah-Langkah Pelaksanaan

Pelaksanaan Gerakan GENTING dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

 

 a. Penyuluhan dan Sosialisasi

   - Sosialisasi kepada masyarakat: Melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan stunting. Sosialisasi dapat dilakukan melalui pertemuan komunitas, penyuluhan di posyandu, atau melalui media sosial.

   - Edukasi tentang gizi seimbang: Memberikan informasi mengenai pentingnya gizi seimbang, pemberian ASI eksklusif, serta pola makan yang bergizi bagi ibu hamil, menyusui, dan anak usia dini.

 

b. Pemetaan Keluarga Sasaran

   - Identifikasi keluarga yang berisiko stunting : Melalui pemantauan status gizi anak dan ibu, baik di posyandu, puskesmas, atau melalui data dari Tim Pendamping Keluarga (TPK).

   -Prioritaskan keluarga dengan anak-anak usia 0-2 tahun yang memiliki masalah gizi atau yang terdeteksi stunting.

 

c. Penunjukan Orang Tua Asuh

   - Rekrutmen orang tua asuh: Melibatkan warga yang sudah memiliki pengetahuan dan komitmen terhadap kesehatan dan gizi anak. Orang tua asuh akan mendampingi keluarga yang memiliki anak stunting untuk membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan.

   - Pendampingan individual: Orang tua asuh melakukan kunjungan rutin ke rumah keluarga sasaran untuk memberikan dukungan, edukasi, dan memantau perkembangan anak.

 

d. Pendampingan dan Pemantauan

   - Pendampingan langsung: Orang tua asuh akan membantu keluarga dalam membuat menu makanan bergizi dengan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar, memberikan informasi tentang pentingnya ASI eksklusif, serta membantu memastikan imunisasi anak.

   - Pemantauan kesehatan: Mengajak keluarga untuk memeriksakan anak dan ibu ke posyandu atau puskesmas secara rutin, serta memantau status gizi anak.

   - Menyediakan bantuan makanan tambahan: Untuk keluarga yang sangat membutuhkan, orang tua asuh dapat menggalang bantuan untuk menyediakan makanan tambahan yang bergizi.

 

e. Evaluasi dan Pelaporan

   - Pemantauan progres: Melakukan evaluasi secara berkala untuk menilai perkembangan anak yang didampingi, termasuk pertumbuhan berat badan dan tinggi badan.

   - Pelaporan hasil pendampingan: Setiap orang tua asuh harus melaporkan hasil pendampingan mereka kepada koordinator daerah atau Tim Pendamping Keluarga secara teratur.

 

5. Peran Orang Tua Asuh

Orang tua asuh memiliki beberapa peran kunci dalam pelaksanaan gerakan GENTING:

   - Mentoring dan Edukasi: Memberikan bimbingan kepada orang tua atau keluarga tentang cara-cara untuk memenuhi gizi anak dan ibu, serta menjelaskan pentingnya pemberian ASI eksklusif.

   - Dukungan emosional dan sosial: Selain edukasi teknis, orang tua asuh juga memberikan dukungan sosial kepada keluarga, memastikan mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi masalah gizi.

   - Mendorong perubahan perilaku: Membantu keluarga mengubah kebiasaan yang kurang mendukung kesehatan, misalnya meningkatkan frekuensi pemberian makanan bergizi dan kebiasaan cuci tangan.

 

6. Evaluasi dan Laporan

Untuk memastikan keberhasilan program, evaluasi secara berkala sangat penting. Hal-hal yang perlu dievaluasi meliputi:

   - Perkembangan gizi anak: Apakah ada peningkatan dalam status gizi anak setelah pendampingan.

   - Perubahan pola makan keluarga: Apakah keluarga lebih sadar tentang pentingnya gizi seimbang.

   - Ketersediaan dan akses layanan kesehatan: Apakah keluarga yang dibantu lebih rutin memeriksakan kesehatan anak mereka ke posyandu atau puskesmas.

 

7. Pemberdayaan Masyarakat

Selain pendampingan langsung, program GENTING juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat, dengan melibatkan mereka dalam upaya penurunan stunting melalui pendidikan, penggalangan sumber daya, dan pembentukan jaringan dukungan sosial di tingkat desa.

 

Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) adalah sebuah program yang melibatkan masyarakat dalam pencegahan stunting melalui pendampingan keluarga dengan pendekatan berbasis komunitas. Program ini berfokus pada pemberian edukasi, pemantauan gizi, dan dukungan terhadap keluarga agar mereka dapat memenuhi kebutuhan gizi anak dengan baik, serta memanfaatkan layanan kesehatan yang ada. Keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, serta sektor kesehatan di tingkat lokal.

Hubungi Kami

logo

Nusa Wungu

JALAN PROTOKOL RT 02 RW 01 PEKON NUSAWUNGU Banyumas

085307220022

[email protected]

Lokasi Balai Desa

Portal Resmi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Kelurahan Terpadu
Pekon Nusa Wungu, Kec. Banyumas, Kab. Pringsewu, Prov. Lampung

Info Deskel

| |

SIPDeskel © 2025

V24.12.1.1